Mengulik pembelajaran blended learning di masa pandemi

Apa blendid learning?

Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di perikehidupan dunia sehari-hari telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam perkembangan dunia pendidikan. Hal ini sangat dirasakan adanya pergeseran pola pembelajaran dari masa ke masa. Jauh sebelum pandemi COVID-19 menyerang, berbagai negara di belahan dunia ini sudah mulai menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada sistem pendidikannya hingga akhirnya muncul istilah pembelajaran online. Penerapan pembelajaran online dapat dilaksanakan tanpa terhalang oleh jarak dan waktu, senyampang fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan terpenuhi. Hal ini melahirkan istilah pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagaimana telah dilaksanakan pada saat pandemi berkecamuk beberapa saat yang lalu.

Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) telah melahirkan beberapa terobosan baru dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah kebijakan untuk menerapkan pembelajaran kombinasi antara pembelajaran tatap muka langsung dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Model pembelajaran yang selama ini kita ketahui dinamakan face to face learning. Face to face learning adalah model pembelajaran tradisional yang mengandalkan kegiatan tatap muka di kelas. Kini sudah muncul model pembelajaran lain berbasis TIK yaitu blended learning dan online learning. Blended learning merupakan model pembelajaran campuran. Campuran yang dimaksud adalah kombinasi antara model pembelajaran online learning dengan model pembelajaran face to face learning. Online learning diartikan sebagai model pembelajaran yang seluruh kegiatannya dilakukan secara online. Mulai dari pemberian instruksi, interaksi, hingga aktivitas belajar. Pada model pembelajaran blended learning, unsur tatap muka tetap dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar. Berbeda dengan online learning yang menghilangkan seluruh kegiatan tatap muka dalam proses pembelajarannya.

Blended learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan teknologi sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad ke-21 dan relevan diterapkan pada proses pembelajaran masa covid-19 seperti kondisi sekarang ini. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kondisi terkini, teknologi terus berkembang menyesuaikan kebutuhan dan permintaan manusia. Salah satunya di bidang pendidikan. Teknologi telah menjadi sentral peran penting dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan teknologi kita dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, berbasis pengalaman, efektif, dan interaktif. Pemanfaatan teknologi bukan malah untuk menghilangkan esensi dari pendidikan itu sendiri, melainkan melengkapi metode pembelajaran konvensional menjadi lebih bermakna.

Blended learning adalah metode pembelajaran campuran yang menggabungkan metode pembelajaran langsung (synchronous) dan metode pembelajaran mandiri/tidak langsung yang dapat dilakukan kapan saja (Asynchronous). Metode pembelajaran blended learning dipercaya menjadi solusi terbaik saat pembelajaran PJJ seperti saat ini. Proses dan aktivitas pembelajaran dalam blended learning dilakukan melalui pembelajaran dalam konteks tertentu agar semakin baik interaksi dengan guru dan konten ajar, serta kolaborasi sesama peserta didik. Pembelajaran ini diaktualisasikan melalui integrasi antara luring dan daring, melalui pengembangan kompetensi komputer dan kemampuan bersosial secara beriringan, serta memadukan konsep eksperimental dan konseptual. Pembelajar pun tidak kalah menghadapi rintangan selama menjalani pembelajaran blended learning ini, seperti pentingnya kesadaran diri, literasi dan kompetensi teknologi, pengisolasian diri, kurang efektifnya teknologi, dan masih banyak lagi.

Idealnya pelaksanaan pembelajaran blended learning juga menerapkan kombinasi proses belajar mengajar yang terjadi antara lain :

  1. Kombinasi antara strategi pembelajaran
  2. Kombinasi antara metode pembelajaran
  3. Kombinasi antara online learning dengan pembelajaran tatap muka

Dengan adanya penggabungan berbagai strategi, metode, dan teknik mengajar dalam blended learning diharapkan dapat membantu peserta didik mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan secara optimal. Blended learning mempunyai tiga komponen yang terdiri dari online learning, pembelajaran tatap muka, dan belajar mandiri.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran blended learning

Dalam menerapkan metode blended learning ada langkah-langkah yang harus dilakukan baik sekolah maupun guru. Hal ini bertujuan supaya pembelajaran tetap berjalan lancar dan dapat mencapai tujuannya. Jangan sampai model pembelajaran blended learning dilakukan asal-asalan sehingga proses pembelajaran menjadi berantakan.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pihak sekolah adalah mengidentifikasi urgensi dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode blended learning dan mendata sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penerapan metode pembelajaran campuran ini.

Langkah kedua adalah merancang teknis pembelajaran dengan metode blended learning. Termasuk didalamnya adalah menentukan platform apa yang akan digunakan sebagai penunjang pembelajaran asinkron/tidak langsung dan aplikasi apa untuk mendukung pembelajaran face to face jika siswa benar-benar tidak dapat pergi ke sekolah untuk menghindari penyebaran virus corona.

Langkah ketiga adalah mensosialisasikan kebijakan yang diambil kepada siswa dan orang tua. Hal ini sangat penting karena blended learning bagi masyarakat awam merupakan hal yang asing. Sedangkan dalam pelaksanaannya, blended learning tidak hanya membutuhkan kesiapan guru dan infrastrukturnya saja, melainkan juga kesiapan siswa dan juga orang tuanya. Jika diperlukan, sekolah dapat membuat simulasi terlebih dahulu untuk mengetahui kendala apa yang dialami siswa sehingga dapat segera dicarikan solusinya. Pelibatan orang tua/wali murid tentu sangat diperlukan untuk level-level pembelajaran dasar.

Pada akhirnya, teknologi menjadi sebuah keniscayaan di bidang pendidikan, terbukti dari eksistensi dan keberhasilan pembelajaran blended learning ini. Meskipun metode pembelajaran yang satu ini masih menemui sejumlah tantangan, seluruh pihak berkepentingan dapat memperoleh manfaat darinya. Tinggal direalisasikan melalui kolaborasi untuk memajukan pendidikan dan pembelajaran saat kondisi seperti sekarang ini.