Small minds discuss people, average minds discuss events, great minds discuss ideas

Mantan presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt (FD Roosevelt), pernah mengatakan, “small minds discuss people, average minds discuss events, great minds discuss ideas.” Terjemahan harfiahnya adalah pikiran sempit, membicarakan orang, pikiran rata-rata membicarakan peristiwa, pikiran besar membicarakan gagasan.
Dari pernyataan tersebut di atas ada 3 (tiga) poin yang dapat dibahas yaitu : small minds, average minds dan great minds.
Small minds identik dengan pikiran sempit, average minds identik dengan pikiran rata-rata sedangkan great minds dapat dimaknai sebagai pikiran besar. Ketiga jenis pikiran ini ada di dalam setiap otak pikiran semua manusia. Tinggal pada bagian mana yang lebih mendominasi, maka dari situlah kesimpulan besarnya dihasilkan. Apa hasil dari dominasi masing-masing tipe otak manusia ini? Mari kita berikan bahasan singkat dengan urutan yang agak berbeda, yaitu small minds, great minds dan terakhir baru average minds, agar lebih mudah melihat perbandingannya.

Jika otak seseorang didominasi oleh small minds, maka ia akan selalu asyik dengan urusan orang lain, sibuk menilai sesuatu di luar dirinya, namun tidak menghasilkan apa-apa kecuali perseteruan. Suka melihat orang lain dari sisi negatif dan lupa menilai dirinya sendiri. Tipe small minds ini bisa dibilang tipe manusia yang senang menghasilkan gosip.
Karena itulah kata kunci yang paling ia senangi adalah : siapa?

Tetapi jika great minds yang lebih mendominasi otak seseorang, maka ia akan aktif menemukan terobosan hal baru, jalan keluar dan berbagai ide kreatif-inovatif lainnya. Cara berpikir tipe great minds ini bisa disebut sangat jauh ke depan dan bertolak belakang dengan tipe small minds. Cara berpikirnya positif dan tidak suka melibatkan diri dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Tipe ini bisa disebut tipe manusia yang menghasilkan solusi. Kata kunci yang disenanginya adalah: mengapa dan bagaimana?

Kemudian jika otak seseorang lebih didominasi oleh average minds, maka ia akan cenderung bereaksi setelah ada pancingan. Tidak suka menggosipkan pribadi orang lain namun juga tidak terlalu kreatif untuk mencari solusi. Ia cenderung melihat apa yang terpampang di hadapannya tanpa keinginan mencari celah untuk menjelekkannya, namun tak sampai berpikir bagaimana kelanjutan dari paparan tersebut. Tipe yang pertengahan begini akan menghasilkan pengetahuan. Kata kunci yang disenangi tipe ini adalah: Ada apa?

Supaya lebih mudah dan lebih jelas pernyataan di atas untuk dipahami maka saya ambil contoh atas sebuah peristiwa untuk menghubungkan pernyataan tersebut . Misalnya saja ketika terjadi sebuah kemacetan akibat kegiatan demo di jalanan, maka ketiga tipe manusia ini akan menampakkan reaksi yang berbeda. Small minds akan berfikir, “Siapa lagi sih yang demo? Kurang kerjaan aja, bikin jalanan jadi macet! Emangnya masalah bisa selesai dengan demo?” Average Minds, “Macetnya karena apa ya? Sampai mana nih kira-kira macetnya?” Sedangkan orang yang berpikir Great Minds, “Apakah ada jalan lain yang dapat kita lewati untuk menghindari kemacetan ini?”

Pikiran mana yang lebih mendominasi kita, begitu pulalah apa yang dihasilkannya. Kalau setiap saat otak kita dipenuhi oleh pikiran sempit, maka kita akan selalu asyik dengan urusan orang lain, namun tidak menghasilkan apa-apa, kecuali perseteruan. Akan tetapi jika pikiran besar yang mendominasi, maka ia akan aktif menemukan terobosan baru dan gagasan baru. Orang yang berpikiran sempit senang menggunakan kata tanya “siapa”, orang yang berpikiran rata-rata senang menggunakan kata: “ada apa”, sedangkan, orang yang berpikiran besar selalu memanfaatkan kata tanya: “mengapa dan bagaimana”. Dan … dari pikiran yang terakhir itulah konon menginspirasi Sir Isaac Newton sehingga menemukan ‘teori gravitasi-nya’ yang sangat terkenal itu. Tidak ada satupun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan oleh pikiran sempit. Di samping itu, ketiga jenis pikiran ini juga mempunyai ‘makanan favorit’ yg berbeda.

Si pikiran sempit biasanya senang melahap “tabloid, infotainmen, koran-koran merah, berita-berita hoax”.

Si pikiran rata-rata amat berselera dengan “koran berita”

Si pikiran besar memilih “buku” yang membangkitkan INSPIRASI.

Nah, dari ketiga penjelasan di atas, semoga kita dapat menempatkan cara berpikir kita ini pada tipe manusia yang mana. Tegasnya, orang yang berpikiran sempit akan menghasilkan “gosip”. Orang yang berpikiran rata-rata, akan menghasilkan “pengetahuan”. Sedangkan orang yang berpikiran besar akan menghasilkan “solusi”. Semoga dengan ilustrasi ini kita dapat mengatasi hal-hal negatif dalam diri kita dan mengubahnya jadi positif. Sebab sejatinya kita memiliki agama yang diturunkan pada umat manusia untuk memperbaiki akhlak dan menuntun pikiran kita agar sebagai manusia kedudukan lebih tinggi dari makhluk lainnya. Wallahu a’lam bishawab …